Selasa, 17 Desember 2013

Contoh Proposal



BAB I
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
RUMAH SAKIT  
PADA RSUD Drs. SOEGIRI LAMONGAN

      1.1      Latar Belakang
Selama ini , jika masyarakat umum ingin menggunakan jasa rumah sakit, terutama rumah sakit yang besar, luas dan bertipe A, masih menggunakan proses tradisional dan manual dalam hal mencari informasi tentang layanan kesehatan rumah sakit setempat. Hal ini dikarenakan tidak adanya fasilitas dan sarana layanan informasi rumah sakit yang konsisten, valid, lengkap dan terstruktur. Ketidakkonsistenan sebuah informasi mengakibatkan seringnya pasien di lempar ke berbagai pihak, petugas pos informasi tidak ada ditempat ketika dibutuhkan. Kondisi demikian tentunya dapat menurunkan mutu dan kredibilitas rumah sakit yang bersangkutan terutama dalam hal pelayanan informasi.
Banyak instansi pada saat ini yang memberikan semua informasi tentang profil instansi mereka kepada semua pihak hanya melalui media internet. Namun, agaknya media ini kurang begitu efektif bagi pasien yang sudah berada di lingkungan rumah sakit. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mencoba untuk mengembangkan solusi berupa piranti elektronik kiosk-informasi yang dapat langsung dijumpai dan diakses user di lokasi setempat sekaligus bebas dari biaya koneksi internet. Dengan didukung multimedia (teks, suara, gambar, animasi, video) yang interaktif  (layar sentuh, gerakan mouse,penekanan tombol keyboard), diharapkan keberadaan kioskinformasi ini dapat lebih komunikatif dan informatif kepada semua kalangan masyarakat, sebagai solusi IT dalam alternatif sarana informasi, sebagai strategi IT yang mendukung strategi bisnis perusahaan atau instansi terutama dalam segi strategi differerensi pelayanan, serta sekaligus dapat menjawab semua permasalahan tersebut diatas

      1.2      Tujuan
Tujuan dari tugas akhir ini adalah merencanakan, merancang dan membuat system layanan informasi multimedia interaktif berupa piranti elektronik kiosk informasi sebagai alternatif media layanan informasi rumah sakit dengan memanfaatkan data informasi rumah sakit sesuai dengan kebutuhan pasien selaku pengguna

      1.3      Permasalahan
v  Analisis format still image pada standar DICOM, Studi tentang teknik-teknik digital watermark dan Analisis aplikasi salah satu metoda digital watermark pada data still image DICOM
v  Pada sistim administrasi konvensional, pencatatan pendapatan perawatan dibuat pada saat pasien akan membayar tagihannya atau pada saat pasien akan keluar dari rumah sakit, bukan pada saat tindakan perawatan dilakukan.  Pencatatan tersebut dilakukan oleh masing-masing bangsal/ruangan yang memungkinkan adanya unsur subyektifitas dimana seorang kepala ruangan berwenang untuk mengestimasi sendiri tingkat kemampuan pasien dan berapa tindakan perawatan ataupun obat-obatan yang tidak ditagihkan ke pasien.  Kondisi pemberian potongan di masing-masing ruangan ini jelas akan menimbulkan akibat yang kurang baik, dimana pendapatan rumah sakit menjadi berkurang dan insentif untuk jasa medis dipotong secara sepihak yang pada akhirnya akan menimbulkan standar ganda perawatan.

BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISA
 KEBUTUHAN INFORMASI

      2.1      Analisa Still Aplikasi DICOM
Fokus proses bisnis (Business Process) dari suatu rumah sakit adalah pelayanan kesehatan bagi kemanusiaan.  Dalam proses bisnis suatu rumah sakit terdapat Key Success Factor (KSF) berupa kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan, sehingga segala aktivitas operasional di rumah sakit harus bertujuan untuk mendukung KSF tersebut. 
Salah satu hambatan dalam pelayanan kesehatan pada suatu rumah sakit adalah pengolahan data pada rumah sakit yang mencakup data-data administratif dan fungsional secara efektif dan efisien.  Untuk mengatasi hambatan dalam pelayanan kesehatan dalam rumah sakit keberadaan teknologi informasi merupakan salah satu faktor penunjang untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, yang merupakan tujuan bisnis proses dari suatu rumah sakit.
Perencanaan suatu sistem informasi rumah sakit dilakukan dengan mempertimbangkan dua faktor yang informasi dan proses, yang berbasis pada struktur manajemen rumah sakit yang bersangkutan.  Secara garis besar struktur manajemen suatu rumah sakit dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian struktural dan fungsional.  Aktivitas pada bagian struktural lebih berhubungan dengan penanganan aspek administratif dari rumah sakit yang bersangkutan seperti pembayaran dan perlengkapan, sedangkan aktivitas pada bagian fungsional lebih terfokus pada sisi pelayanan kesehatan pada pasien. 
Faktor lain yang tidak kalah penting untuk menjadi dasar pengembangan sistem informasi rumah sakit adalah faktor keamanan, baik keamanan terhadap transmisi data maupun keamanan terhadap isi informasi atau information content.  Salah satu bagian yang sangat memfokuskan perhatiannya terhadap masalah keamanan sistem informasi di rumah sakit adalah bagian pelayanan medik (yanmed).   Data-data pada bagian ini berupa terbagi menjadi dua data utama yaitu data hasil pemeriksaan dan data diagnosis, dimana kedua jenis data tersebut menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan privasi pasien yang bersangkutan.

Unit radiologi, yang merupakan salah satu komponen dari bagian pelayanan medik rumah sakit, menyajikan data-data multimedia baik dalam bentuk still image maupun video.  Data-data pada unit atau bagian radiologi dihasilkan melalui proses capture dari instrumen-instrumen radiologi tertentu seperti Computed Tomography Scan (CT-Scan), Ultrasonography (USG) dan lain-lain. Data-data ini kemudian akan digunakan oleh dokter atau praktisi medis sebagai dasar penegakan diagnosis maupun aktivitas pemeriksaan.
Dengan berkembangnya teknologi informasi di bidang kesehatan, maka dihasilkan suatu standar yang disebut standar DICOM (Digital Imaging and Communications in Medicine), yang memungkinkan data-data hasil pemeriksaan radiologi untuk disimpan dan/atau ditransmisikan dengan menggunakan format serta akurasi data tertentu sesuai dengan aturan-aturan yang terdapat dalam standar tersebut. 
Lingkup standar DICOM tidak hanya berkisar pada masalah penyimpanan dan penyajian data-data radiologi, namun semakin berkembang ke masalah integrasi instrumen radiologi dengan protokol jaringan komunikasi tertentu seperti TCP/IP, dan pembahasan terhadap keamanan transmisi serta isi data.  Integrasi teknologi digital watermark pada gambar radiologi hasil proses capture digunakan sebagai identifikasi gambar yang secara erat berhubungan langsung dengan dua entitas utama, yaitu pasien dan pelaku atau praktisi medis.  Penggunaan teknologi digital watermark pada gambar radiologi dengan format standar DICOM, memungkinkan gambar tersebut memiliki Unique Identifier yang dapat dihubungkan langsung dengan nomor dokumen serta kode studi dari pasien yang bersangkutan, yang merupakan dua Information Object Definition pada standar DICOM.





      2.2      Pentingnya Penggunaan Sistem Informasi
Dalam sistim informasi manajemen rumah sakit ini, fungsi dari bagian perawatan lebih dikonsentrasikan pada pelayanan perawatan/jasa medis secara profesional, fungsi penagihan dilakukan oleh bagian keuangan sedangkan pemberian potongan menjadi wewenang direksi.
Para tenaga medis tidak perlu memikirkan kemampuan finansial pasien dan tidak membeda-bedakan pelayanan kepada pasien karena tenaga medis akan diberi insentif yang sama untuk tindakan yang sama, tidak tergantung kepada siapa pelayanan medis tersebut diberikan.   Pola tersebut terbukti mempengaruhi secara positif kinerja para tenaga medis yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara keseluruhan.
Tindakan perawatan langsung dicatat pada komputer yang terintegrasi dengan bagian keuangan sehingga menutup kemungkinan terjadinya manipulasi data disaat pasien akan membayar biaya perawatan. Tanpa mengurangi misi sosial, pemberian diskon maupun subsidi perawatan pada dasarnya adalah pengurangan keuntungan rumah sakit dan hal ini adalah wewenang direksi yang melalui sistim informasi ini dapat secara cepat mengetahui posisi keuangan rumah sakit.
Contoh diatas merupakan sebagian dari kemampuan sistim informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) yang terintegrasi, disamping keuntungan lain seperti pencatatan medical record yang terintegrasi, kecepatan pelayanan administratif, sistim inventory control yang baik, fungsi financial yang tepat, serta pembuatan laporan-laporan baik keuangan, perawatan, dll secara cepat dan akurat.

      2.3      MANFAAT SIMRS
a.      Manfaat Umum
Memberikan nilai tambah dengan meningkatkan:
·      Efisiensi
·      Kemudahan
·      Standard praktek kedokteran yang baik dan benar
·      Dokumentasi yang Auditable dan Accountable
·      Mendukung Pemasaran Jasa RS: Mutu, kecepatan, kenyamanan, kepastian, biaya, bahkan  gengsi pelayanan
·      Meningkatkan profesionalisme dan kinerja manajemen rumah sakit
·      Mendukung koordinasi antar bagian dalam rumah sakit
·      Meningkatkan akses dan pelayanan rumah sakit terhadap berbagai sumber daya, antara lain mitra usaha potensial seperi Pedagang Besar Farmasi, JAMSOSTEK, Instansi/Perusahaan  pemberi jaminan karyawannya, ASKES, dll
·      Meningkatkan profesionalisme manajemen rumah sakit:
1.      Setiap unit akan bekerja sesuai fungsi, tanggung jawab dan wewenangnya;
Ø  Fungsi Pelayanan dan Informasi
Ø  Fungsi Perawatan (medical care)
Ø  Fungsi Penunjang/Supporting
Ø  Fungsi Administrasi dan Keuangan
Ø  Fungsi Pengawasan, dll
2.      Mendukung kerja sama, keterkaitan dan koordinasi antar bagian / unit dalam rumah sakit.
Contoh:
Ø  Unit Registrasi dengan Unit RM dalam hal Petugas RM dapat mengetahui secara real time pasien yang mendaftar di bag Registrasi.
Ø  Unit Registrasi dengan Unit Rawat Jalan.
Ø  Koordinasi antara Unit Rawat Jalan / Rawat Inap dengan Unit Apotik/Farmasi dalam hal Resep Online dan informasi lainnya.
Ø  Koordinasi antara Unit Rawat Jalan / Rawat Inap dengan Unit Laboratorium, Radiologi, IBS, Gizi, Farmasi, dan Keuangan dan sebaliknya
·      Meningkatkan pendapatan rumah sakit.


b.      Manfaat Operasional
·      Kecepatan
Manfaat yang paling terasa ketika SIMRS tersebut selesai diimplementasikan adalah kecepatan penyelesaian pekerjaan-pekerjaan administrasi. Ketika dengan sistem manual pengerjaaan tagihan kepada mitra/pihak ke-3, misalnya, memakan waktu sampai 1 bulan sejak pasien selesai dilayani, dengan SIMRS hanya memakan waktu 1-2 hari saja.  Kecepatan ini tentu saja membuat efektifitas kerja meningkat.   Pada awal pemasangan SIM, ketika aliran kerja belum lancar, peningkatan kecepatan belum terlalu terasa.  Namun ketika komitmen seluruh unit untuk tepat waktu memasukkan data dengan akurasi entri data yang tinggi dipenuhi, maka akan terasa sekali dampak dari SIMRS terhadap kecepatan kerja.
·      Akurasi
Hal lain yang juga terasa berubah adalah akurasi data, apabila dulu dengan sistem manual orang harus mencek satu demi satu transaksi, namun sekarang dengan SIMRS hal tersebut cukup dilakukan dengan membandingkan laporan antar unit yang dihasilkan oleh SIM.  SIMRS juga dapat mencegah terjadinya duplikasi data untuk transaksi-transaksi tertentu. Misalnya, pasien yang sama diregistrasi 2 kali pada hari yang sama, maka SIMRS akan menolaknya, SIMRS juga akan memberikan peringatan jika tindakan yang sama untuk pasien yang sama dicatat 2 kali, hal ini menjaga agar user lebih teliti.
·      Integrasi
Hal lain yang juga terasa berpengaruh terhadap budaya kerja adalah integrasi data di setiap unit. Bila dengan sistem manual, data pasien harus dimasukkan di setiap unit, maka dengan SIMRS data tersebut cukup sekali dimasukkan di pendaftaran saja. Hal ini jelas mengurangi beban kerja adminstrasi dan menjamin konsistensi data.  Ilustrasi pada awal makalah ini merupakan gambaran proses integrasi pada beberapa unit layanan di rumah sakit.


·      Peningkatan pelayanan
Pengaruh SIMRS yang dirasakan oleh pasien adalah semakin cepat dan akuratnya pelayanan. Sekarang pasien tidak perlu menunggu lama untuk menyelesaikan administrasinya, baik rawat inap ataupun rawat jalan. Hal yang sama juga dirasakan perusahaan pelanggan, dimana tagihan yang dikirim cukup akurat dan detil sehingga memudahkan analisa mereka.  
·      Peningkatan Efisiensi
Bila sebelumnya, beban pekerjaan lebih ke arah klerikal, sekarang beban pekerjaan lebih ke arah analisa. Sebagai contoh, jika dahulu konsentrasi bagian penagihan adalah membuat tagihan, sekarang konsentrasinya lebih kepada umur tagihan itu sendiri.   Selain itu, karena kecepatan dan akurasi data meningkat, maka waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan administrasi berkurang jauh, sehingga karyawan dapat lebih fokus pada pekerjaan utamanya.
Tanpa SIM, perawat harus memasukan data standar asuhan keperawatan secara berulang-ulang dan sangat memakan waktu, tetapi dengan SIM, perawat hanya tinggal memasukan data diagnosa penyakit pasien, dan komputer yang akan mencetak laporan SAK untuk ditanda-tangani perawat.  
·      Kemudahan pelaporan
Pekerjaan pelaporan adalah pekerjaan yang menyita waktu namun sangat penting. Dengan adanya SIM, proses pelaporan hanya memakan waktu dalam hitungan menit sehingga kita dapat lebih konsentrasi untuk menganalisa laporan tersebut.

BAB III
PENUTUP

      3.1      KESIMPULAN DAN SARAN
v  Pada dasarnya semua jenis pasien membutuhkan informasi yang diberikan dari pihak rumah sakit terutama yang menyangkut informasi pelayanan kesehatan. Jenis informasi yang dipandang paling diperlukan dan dicari dari sisi pasien untuk IRJ dan IRNA adalah informasi seputar : persyaratan, alur, atrif, retribusi, denah, hari dan jam pelayanan, antrian , fasilitas, status dokter, pencarian pasien rawat inap.
v  Berdasarkan semua kebutuhan di atas, Kebutuhan Sistem informasi sangatlah banyak dicari, sehigga integrasi dalam sistem yang lain menjadi penting, misal pada suatu jaringan yang saling menghubungan antar da database..
v  Kami berharap RSUD Dr. Soegiri ini dapat meningkatkan pelayanan, Dan Selalu meningkatkan perkembangan sistem informasi manajemen yang sangatlah penting untuk kemajuan RSDU Dr. Soegiri Lamongan.

SKENARIO DRAMA TV


Oleh ; Ali Emha

01.  Topik                             :   Kehidupan Ronggeng.
02.  Judul                              :   Ledhek (Ronggeng) Jimbe
03.  Tujuan                           :   Menghapus konotasi negatif profesi ledhek
04.  Garis Besar                   :  
05.  Format Sajian              :   Doku Drama
06.  Sinopsis                         :   Seni ronggeng merupakan penggalan budaya tradisional yang nyaris punah. Seni ini  nyaris punah dengan maraknya cafe yang bermunculan belakangan ini.               
                                                    Waginem, ledhek ayu, anggun, dewasa, terpelajar, berkulit bersih,asal Jimbe, satu-satunya ledhek yang masih eksis mempertahankan kemurnian seni tradisional ledhek.
                                                    Wiwid, ledhek cantik berpenampilan glamor, status cabutan, langganan selingkuhan, berupaya mempengaruhi Waginem agar mau menjadi anggota jaringan ledhek nakal, atau sekurang-kurangnya agar mau dijadikan istri simpanan juragan lombok terkaya (Thili), asal Tulungagung.                                          
                                                    Waris becak (pacar Waginem) ikut memperjuangkan eksistensi ledhek ditengah-tengah laju kecanggihan teknologi komunikasi dan informasi.
                                                    Pak De Kawe dan Mbok Dhe Sombro ikut mendukung hubungan Waris Becak dengan keponakannya (Waginem), serta ikut memperkokoh keteguhan hati Waginem dalam melestarikan budaya seni tradisional ledhek.
07.  Sasaran                         :   Masyarakat Umum        (17 tahun ke atas)
08.  Treatment                     :  
a.     Dimunculkan Logo Pemerintah Kabupaten Blitar secara putar-putar dari ujung bawah & back sound berupa gending Kutho Blitar, kemudian dimunculkan Dinas Pendidikan dan Dinas Pariwisata.
b.     Montage shot cuplikan adegan,suasana pedesaan, kehidupan sehari-hari Waginem (bangun tidur, mencuci baju, setlika), tanah untuk bahan genting (icon Jimbe).
c.     Dimunculkan Judul Program dengan latar belakang Waginem sedang pentas Ledhek.

Penulis Skenario  : Ali Mahsun, Drs
Sutradara             :  Ali Mahsun, Drs
Kameraman         :  Suprianto
Lighting Man       : Asmui, S.Pd                         Djulas Diono, Drs
                               Nuzulul                                 Didik                              


Video
durasi
Audio
Fade In
Caption Animasi Logo Pemkab Blitar

Super /Impose (S/I)
Dinas Pendidikan dan Dinas Pariwisata.

Montage
a. suasana pedesaan (persawahan)
b. kehidupan sehari-hari Waginem (bangun tidur, mencuci baju, setrika),
c. tanah untuk bahan genting (icon Jimbe).
d. Waginem sedang pentas Ledhek

Cue:
ELS rumah joglo 
LS teras rumah
MS, swing ruang tamu
MS, dolly in ruang keluarga
MS, dolly in two shoot
        Waginem, Mbok De       Sombro






















Three shoot Waris Becak datang




Two shoot B.Sombro meninggalkan ruang

Cue:Sepasang itik berenang di kolam




Cue:Two shot Waris Bck







Cue:Three shot B.Sombro


Two shot B.Sombro meninggalkan ruang


Cue:Two shot Waginem & Waris Bck berjalan ke teras

Two shot Waginem & Waris Bck berbincang-bincang di teras

Cue:
MS, dolly in Wiwid



00’10”







00’03 ”

00’03 ”


00’03 ”

00’03 ”



00’06 ”
00’03 ”
00’05 ”
00’05 ”
03’00”

























00’03 ”






00’03 ”

00’10”





01’00”














00’05”



00’05”





00’05”
Fade In
GENDING BLITAR KAWENTAR







SOUND EFFECT (KOKOK AYAM)










Sound up/gamelan Ladrang Wilujeng.…………
…………………………………………………..
…………………………………………………..
Wg.nem :
O, alah Mbok De, Mbok De. Orang nggak punya salah, kok tega-teganya penonton tadi malam melempar Waginem dengaaan…
B.Sombro:
Dilempar apa to Nem? Roti kan?
Wg.nem   :
Kalau roti, buat apa ngomong sama Mbok De.
B.Sombro:
La kalau bukan roti, terus apa?

Wg.nem   : 
Tai Mbok De
B Sombro: 
Apa? Tai??? Astaganaga Neeem, permen karet, kadhal cemet, dasar utek stempet. Siapa to orangnya? Pa nggak pernah makan bangku sekolahan? Yo, yo, sing tabah yo ndhuk.
Wg.nem   : 
Apa ada hubungan, antara sekolah dengan moral yang rendah. Buktinya, banyak lo Mbok Dhe, mahasiswa anu, malah-malah sarjana anu, melakukan demo sambil merusak kantor-kantor dan tempat-tempat umum.
B.Sombro :
Yo wis, yo wis ndhuk, yang sabar (sambil batuk), orang sabar kekasih Tuhan ndhuk. Sebaliknya tukang menghina, suka melampaui batas, ada juga karmanya. Ingat lo Nem, membawa predikat ledhek tulen tu nggak gampang. Yang paling berat menjawab hinaan dengan senyuman.
Waris bck: 
(mengejutkan B.Sombro) Hayooo...
B.Sombro: 
E, e, eeeee…jaran sak dhokare. Dhik Wariiiiis, sudah tahu Mbok Dhe gampang kaget kok dijarag lo.
Waris bck:
Duilaah, gitu saja kok kaget. Nih obatnya, dan jangan lupa habis minum obat terus istirahat.
B.Sombro: 
Terimakasih Dhik Waris. Aku tak minum obat dulu. Sekarang kamu jagongan sama Waginem, ya.

Sound up / gamelan / Prau Layar versi Dangdut…….
……………………………………………………….

Waris bck:
Nem, kapan kita kawin? Ingat, lo Nem, hubungan kita sudah lama, dan kamu juga tak makin muda. Apa yang mesti ditunggu?
Wg.nem  :
Kawin? Mas Waris kan tahu, aku ini masih kuliah. Dan Inem harus jadi sarjana. Inem akan membuka mata dunia, ledhek jimbe juga bisa jadi sarjana.
Waris bck :
Terus...terus...
 B.Sombro:
Terus...terus...gimana cara minumnya?
Wg.nem  :
Mbok De ini mesti lo, kok nggak telita  memangnya tadi ditaruh dimana?
B.Sombro :
Alhamdulillaaah, ternyata dah ketemuuu,
Hi…hik…saya orang tua memang nggak tau diri kok. Silakan dilanjut.

Sound up / gamelan / Langgam Nyidam Sari..............
……………………………………………………….
……………………………………………………….

……………………………………………………….
……………………………………………………….
……………………………………………………….
……………………………………………………….


Sound up / suara kicau burung……………...............
……………………………………………………….
……………………………………………………….


Catatan: perhatikan ya P Ali
01.  perlu menampilkan keberhasilan Waginem         
02.  perlu juga menampilkan keluarga si Wiwid sebagai perbandingan
03.  endingnya:  Waginem dibuat bahagia setelah menderita, Wiwid dibuat sengsara setelah kaya
Next Post Back to Top